Ini Barisan Saham Melejit Ratusan Persen saat IHSG Tembus 7.500
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi menembus level 7.500 untuk pertama kalinya sejak Bursa Efek Indonesia berdiri. Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan optimisme pelaku pasar, tetapi juga menjadi titik balik bagi banyak saham yang sebelumnya undervalued. Dalam lonjakan IHSG tersebut, sejumlah saham mencatat kenaikan hingga ratusan persen hanya dalam kurun waktu beberapa bulan.
Ini Barisan Saham Melejit Ratusan Persen saat IHSG Tembus 7.500
Lonjakan IHSG kali ini dipicu oleh beberapa faktor utama. Pertama, stabilitas politik dalam negeri menjelang pemilu mendorong kepercayaan investor, terutama investor asing yang kembali masuk ke pasar modal Indonesia. Kedua, data ekonomi yang positif, seperti slot gacor pertumbuhan PDB di atas 5 persen, inflasi yang terkendali, dan penguatan nilai tukar rupiah, memberi sentimen positif bagi pasar.
Selain itu, sektor komoditas kembali bersinar seiring naiknya harga batu bara dan nikel global. Sektor teknologi pun menunjukkan sinyal kebangkitan pasca-penyesuaian valuasi besar-besaran selama tahun sebelumnya.
Daftar Saham yang Melejit Ratusan Persen
Beberapa saham mencatatkan kinerja luar biasa dengan kenaikan harga hingga di atas 200 persen. Berikut adalah beberapa saham yang paling mencolok:
-
PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR): Saham perusahaan kendaraan listrik ini melonjak lebih dari 300 persen sejak awal tahun, didorong oleh tingginya permintaan kendaraan ramah lingkungan dan insentif dari pemerintah.
-
PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR): Emiten properti ini melejit lebih dari 250 persen, seiring prospek pengembangan proyek hunian baru di Ibu Kota Negara (IKN).
-
PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE): Saham produsen minyak sawit ini naik lebih dari 200 persen, mengikuti tren naiknya harga CPO internasional.
Saham-saham tersebut bukan hanya memberikan imbal hasil besar kepada investor ritel, tetapi juga menarik perhatian institusi yang mulai masuk ke sektor-sektor tersebut.
Sektor-Sektor yang Mendominasi Lonjakan
Lonjakan harga saham tidak terjadi secara merata. Beberapa sektor menunjukkan performa luar biasa dan menjadi kontributor utama penguatan IHSG:
-
Sektor Energi: Terutama saham batu bara dan minyak, seperti ADRO dan MEDC, yang mendapatkan sentimen positif dari kenaikan harga komoditas global.
-
Sektor Teknologi: Saham teknologi mulai pulih setelah terpuruk akibat sentimen suku bunga tinggi di tahun sebelumnya. Emiten seperti GOTO dan BUKA mencatatkan kenaikan signifikan.
-
Sektor Industri Hijau: Emiten yang bergerak di energi terbarukan, kendaraan listrik, dan pengolahan limbah mulai dilirik investor seiring transisi energi nasional.
Peran Investor Asing dan Ritel
Kenaikan IHSG tak lepas dari derasnya aliran modal asing ke pasar saham. Data Bursa Efek menunjukkan net buy asing mencapai lebih dari Rp 20 triliun dalam tiga bulan terakhir. Investor asing cenderung memburu saham blue chip seperti BBRI, BBCA, dan TLKM.
Di sisi lain, investor ritel juga memegang peran penting dalam mendorong lonjakan saham-saham lapis kedua (second liner) dan ketiga (third liner). Platform online trading yang semakin mudah diakses, serta meningkatnya literasi finansial, turut mendukung partisipasi investor domestik.
Risiko dan Potensi Koreksi Pasar
Meski tren saat ini sangat positif, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai risiko koreksi. Level IHSG yang tinggi berpotensi rawan profit taking, terutama bila ada gejolak global seperti naiknya suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, atau perlambatan ekonomi China.
Selain itu, saham-saham yang sudah naik ratusan persen cenderung rentan terhadap volatilitas. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap disiplin dalam menerapkan manajemen risiko dan tidak terbawa euforia pasar.
Kesimpulan: Momentum Emas Pasar Saham
Tembusnya IHSG ke level 7.500 menjadi sinyal kuat bahwa pasar modal Indonesia tengah berada dalam momentum emas. Lonjakan harga ratusan persen pada sejumlah saham menunjukkan potensi besar yang masih bisa dimanfaatkan oleh investor, baik ritel maupun institusi.
Namun, di balik euforia tersebut, penting untuk tetap waspada dan selektif dalam memilih saham. Kinerja fundamental, prospek jangka panjang, dan faktor eksternal tetap menjadi penentu utama keberhasilan investasi di tengah pasar yang dinamis.
Baca juga: Prabowo Patok 20 Juta Penerima MBG Sebelum 17 Agustus