0 Comments

Bank Indonesia Tahan BI Rate 5,50% demi Stabilitas Rupiah

Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juni 2025. Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mengendalikan laju inflasi

 dan memastikan ketahanan sektor keuangan di tengah dinamika global yang masih penuh ketidakpastian.

Bank Indonesia Tahan BI Rate 5,50% demi Stabilitas Rupiah dan
Bank Indonesia Tahan BI Rate 5,50% demi Stabilitas Rupiah dan

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa kebijakan suku bunga ini konsisten dengan arah kebijakan moneter yang pro-stabilitas dan pro-pasar.

Bank sentral tetap berkomitmen untuk menjaga daya saing pasar domestik dan mendorong keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.


Alasan Utama Penahanan BI Rate

Dalam keterangannya, Perry Warjiyo menyebutkan bahwa penahanan BI Rate pada level 5,50% didasarkan pada beberapa pertimbangan utama, antara lain:

  1. Stabilitas Nilai Tukar Rupiah
    Nilai tukar rupiah masih menghadapi tekanan akibat ketidakpastian global, termasuk sikap Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat yang belum memberikan sinyal pemangkasan suku bunga

  2. serta gejolak geopolitik di Timur Tengah. Menahan BI Rate dinilai sebagai langkah tepat untuk meredam pelemahan nilai tukar dan menjaga kepercayaan pasar.

  3. Inflasi Terkendali dalam Target
    Laju inflasi tahunan pada Mei 2025 tercatat di kisaran 2,9%, masih dalam rentang sasaran BI sebesar 1,5–3,5% untuk tahun ini. Inflasi inti juga menunjukkan kecenderungan stabil seiring normalisasi harga pangan dan energi. Oleh karena itu, tidak ada urgensi untuk menaikkan suku bunga saat ini.

  4. Pertumbuhan Ekonomi Butuh Dukungan Stabilitas
    Sektor riil dan investasi membutuhkan kepastian dan kestabilan makroekonomi. Suku bunga yang tetap memberi

  5. ruang bagi sektor produktif untuk tetap tumbuh, khususnya sektor manufaktur dan konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang utama PDB nasional.


Dampak terhadap Pasar Keuangan dan Perbankan

Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan mendapat sambutan positif dari pelaku pasar keuangan dan industri perbankan. Stabilnya BI Rate dinilai akan mendukung likuiditas perbankan dan menjaga suku bunga pinjaman tetap kompetitif.

Menurut analis ekonomi dari Bank Mandiri, Andry Putra, kebijakan ini mencerminkan sikap hati-hati namun responsif terhadap tekanan eksternal. “BI berada di jalur yang tepat dalam menjaga keseimbangan antara stabilitas dan dukungan terhadap pertumbuhan.

Pasar merespons dengan apresiasi terhadap rupiah dan penurunan volatilitas di pasar obligasi,” ujarnya.

Selain itu, penahanan suku bunga juga dinilai positif bagi sektor properti, otomotif, dan UMKM, yang sangat bergantung pada tingkat suku bunga kredit untuk ekspansi usaha.


Koordinasi dengan Pemerintah dan Sektor Fiskal

Bank Indonesia menegaskan bahwa pihaknya terus memperkuat sinergi kebijakan moneter, fiskal, dan sektor riil dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Koordinasi erat dengan Kementerian Keuangan, OJK, dan lembaga terkait lainnya terus dilakukan untuk mengelola ekspektasi pasar dan menjaga iklim investasi yang kondusif.

Langkah BI ini juga menjadi pelengkap dari kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan dan energi, terutama menjelang musim kemarau dan potensi dampak El Nino terhadap sektor pertanian.


Proyeksi ke Depan

Ke depan, Bank Indonesia tetap membuka ruang penyesuaian suku bunga tergantung pada perkembangan data dan kondisi global.

BI juga menegaskan akan tetap menjaga kebijakan moneter yang pro-stabilitas, sementara kebijakan makroprudensial tetap akomidatif guna mendukung pertumbuhan kredit dan inklusi keuangan.

“Jika tekanan terhadap rupiah membaik dan inflasi tetap dalam jalur target, maka akan terbuka ruang untuk melakukan pelonggaran. Namun hingga saat ini, kami memilih untuk tetap menjaga posisi,” tegas Perry Warjiyo.

Baca juga:Ironi Harga Beras Mahal di Tengah Stok yang Melimpah


Penutup

Keputusan Bank Indonesia menahan BI Rate di level 5,50% mencerminkan sikap kebijakan moneter yang hati-hati, terukur, dan adaptif terhadap dinamika ekonomi global maupun domestik.

Fokus utama BI tetap pada stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi, tanpa mengabaikan dukungan terhadap pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

Dengan strategi ini, diharapkan Indonesia mampu menghadapi tantangan global dengan lebih tangguh, menjaga kepercayaan

investor, dan memastikan perekonomian tetap tumbuh sehat dalam jangka menengah dan panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts