0 Comments

Pemilik Akseleran Ungkap Dua Langkah Atasi Kredit Macet Rp178 Miliar

Platform fintech peer-to-peer (P2P) lending Akseleran tengah menjadi sorotan setelah mencuatnya laporan kredit macet yang mencapai angka Rp178 miliar. Angka tersebut mencerminkan

Pemilik Akseleran Ungkap Dua Langkah Atasi Kredit Macet Rp178 Miliar
Pemilik Akseleran Ungkap Dua Langkah Atasi Kredit Macet Rp178 Miliar

Non-Performing Loan (NPL) yang cukup tinggi untuk sektor pinjaman berbasis digital. Namun di tengah tantangan tersebut, pihak manajemen Akseleran memastikan bahwa mereka telah menyiapkan dua langkah

konkret untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan menjaga kepercayaan para lender (pemberi pinjaman) di platform mereka.

Dalam konferensi pers yang digelar belum lama ini, Co-Founder dan CEO Akseleran, Ivan Tambunan, secara terbuka membeberkan strategi pemulihan yang telah disusun perusahaan. Langkah tersebut mencakup restrukturisasi internal dan penguatan proses

penagihan melalui mitra dan jalur hukum. Kedua pendekatan ini dinilai sebagai respons cepat sekaligus komitmen perusahaan dalam menegakkan prinsip kehati-hatian di industri fintech lending.


Langkah Pertama: Restrukturisasi dan Pemutusan Mitra Bermasalah

Ivan menyatakan bahwa salah satu penyebab utama dari tingginya kredit macet berasal dari kerja sama dengan beberapa mitra agregator yang tidak menjalankan prinsip seleksi

pinjaman secara optimal. Mitra ini sebelumnya bertugas sebagai pihak yang menyalurkan pinjaman ke berbagai UMKM atau borrower individu dengan sistem portofolio.

Pihak Akseleran mengakui bahwa terdapat kelemahan dalam proses penyaluran pinjaman melalui jalur agregator, dan hal ini menyebabkan sebagian besar tunggakan berasal dari portofolio tersebut.

Oleh karena itu, perusahaan mengambil langkah tegas untuk menghentikan kerja sama dengan mitra agregator yang performanya buruk.

Selain itu, dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses underwriting internal dan pembaruan sistem penilaian risiko (credit scoring) agar kasus serupa tidak terulang. Prosedur verifikasi dan validasi kini diperketat

termasuk monitoring aktivitas borrower secara lebih aktif selama masa pinjaman berjalan.


Langkah Kedua: Penagihan Intensif dan Jalur Hukum

Langkah kedua yang diambil Akseleran adalah mempercepat proses penagihan terhadap pinjaman bermasalah dengan dua pendekatan utama, yaitu penagihan langsung oleh tim internal dan kolaborasi dengan mitra jasa penagihan (collection agency) profesional.

Selain itu, Akseleran juga mulai memproses gugatan hukum terhadap borrower yang menunggak dan menunjukkan itikad tidak baik.

Pihak manajemen menyebutkan bahwa dari total kredit macet, sekitar 60% masih memiliki peluang pemulihan melalui jalur penagihan aktif.

Untuk sisanya, perusahaan tengah menempuh penyelesaian hukum melalui pengadilan perdata maupun upaya mediasi alternatif.

Ivan Tambunan menyampaikan bahwa langkah ini bukan hanya demi menjaga cashflow perusahaan, tetapi juga untuk melindungi dana lender yang telah mempercayakan investasinya di platform Akseleran.

Ia menekankan bahwa fintech lending harus tetap menempatkan perlindungan terhadap pengguna sebagai prioritas utama.


Kepercayaan Lender Tetap Jadi Fokus

Meski diterpa tantangan besar, Akseleran menyatakan bahwa tingkat kepercayaan lender masih terjaga, terutama karena komunikasi yang terbuka dan transparan dari pihak manajemen.

Dalam beberapa bulan terakhir, Akseleran aktif memberikan laporan mingguan mengenai proses penyelesaian kredit macet, termasuk pelaporan perkembangan per kasus melalui dashboard pengguna.

Selain itu, perusahaan juga mulai menerapkan sistem asuransi pinjaman secara selektif, khusus untuk produk pinjaman yang memiliki risiko lebih tinggi. Skema ini dirancang untuk memberikan perlindungan tambahan bagi lender jika terjadi gagal bayar.


Langkah Preventif untuk Masa Depan

Akseleran menegaskan bahwa pengalaman ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh ekosistem P2P lending di Indonesia.

Perusahaan berkomitmen memperkuat prinsip kehati-hatian (prudential principle) dan memastikan bahwa ekspansi bisnis tetap sejalan dengan kualitas pengelolaan risiko.

Mereka juga sedang menjajaki kerja sama dengan lembaga penjamin eksternal dan lembaga pengawasan untuk membangun ekosistem yang lebih aman dan kredibel.

Transparansi, literasi keuangan lender, dan edukasi borrower akan menjadi agenda utama Akseleran ke depan.

Baca juga: Mau Jadi Pengusaha Pastikan Kuasai 10 Skill Ini!


Kesimpulan

Permasalahan kredit macet sebesar Rp178 miliar menjadi tantangan besar bagi Akseleran, namun tidak menyurutkan langkah mereka untuk terus berbenah.

Dua strategi utama, yakni restrukturisasi mitra dan penguatan proses penagihan, menjadi bukti komitmen untuk menjaga integritas dan kepercayaan pengguna. Dengan pengawasan yang ketat

dan langkah pemulihan yang sistematis, Akseleran berharap dapat kembali memperkuat posisinya di industri fintech lending Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts