0 Comments

Menhut Dorong Pengembangan Kopi Melalui Sekolah Dikota Garut menegaskan komitmennya dalam mendukung peningkatan produktivitas komoditas kopi nasional melalui pemanfaatan kawasan hutan secara profesional dan berkelanjutan.

Salah satu upaya nyata yang dilakukan adalah melalui pembinaan masyarakat dalam bentuk sekolah lapangan, seperti yang dijalankan oleh Paguyuban Tani Sunda Hejo di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Dalam kunjungan kerjanya ke wilayah Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Sabtu lalu, Menteri Raja Juli Antoni menyampaikan pentingnya peran sekolah lapangan sebagai sarana penguatan kapasitas masyarakat, peningkatan jaringan kerja sama, serta pemberdayaan kelembagaan dan kewirausahaan di sektor kehutanan sosial. Kegiatan tersebut dipusatkan di area pengolahan kopi agroforestri yang dikelola oleh kelompok tani binaan Paguyuban Tani Sunda Hejo.

Menhut Dorong Pengembangan Kopi Melalui Sekolah

Iklim yang Mengubah Rasa Kopi – Jelajah Kompas

“Keberadaan sekolah lapangan ini hendaknya dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat tani sebagai wahana peningkatan pengetahuan dan keterampilan, sekaligus sebagai forum pertukaran pengalaman antarpetani dalam upaya meningkatkan hasil produksi secara berkelanjutan,” ujar Menteri Raja Juli dalam pernyataannya di lokasi.

Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa keberadaan sekolah lapangan juga berperan strategis dalam menumbuhkan semangat generasi muda untuk ikut terlibat dalam pengelolaan hutan yang lestari serta usaha tani berbasis hasil hutan bukan kayu, khususnya komoditas kopi.

“Kita perlu memastikan adanya kesinambungan antargenerasi dalam pengelolaan sumber daya hutan. Oleh sebab itu, penting bagi anak-anak petani untuk melanjutkan semangat dan perjuangan orang tuanya dalam menjaga kelestarian alam serta mengembangkan usaha perkebunan kopi secara profesional,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kehutanan menyampaikan apresiasi kepada Paguyuban Tani Sunda Hejo atas peran aktifnya dalam mendukung program perhutanan sosial pemerintah.

Menurutnya, organisasi tersebut berhasil menciptakan model pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada regenerasi petani hutan serta optimalisasi lahan hutan untuk kegiatan produktif yang tetap menjaga aspek kelestarian lingkungan.

“Langkah yang diambil oleh Paguyuban Tani Sunda Hejo merupakan bentuk implementasi nyata dari konsep perhutanan sosial yang menyelaraskan kepentingan ekonomi dan ekologi. Partisipasi generasi muda dalam kegiatan ini menjadi modal sosial yang amat penting untuk kelangsungan pengelolaan hutan di masa mendatang,” tutur beliau.

Sekolah lapangan yang diinisiasi kelompok tersebut, lanjutnya, bukan hanya sekadar kegiatan pelatihan biasa, tetapi merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan petani yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing. Ia menyatakan bahwa pendekatan berbasis pendidikan lapangan ini sangat relevan dengan kondisi geografis dan sosial masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Melalui Sekolah Dikota Garut

Kementerian Kehutanan sendiri menaruh perhatian besar terhadap pengembangan sektor kopi sebagai salah satu komoditas strategis nasional. Pemerintah menargetkan peningkatan produktivitas serta kualitas hasil panen melalui serangkaian program pembinaan, penyuluhan, serta dukungan teknis kepada kelompok tani perhutanan sosial.

Kopi Wine Halal Gak Sih? Plus Tips Seduhnya | Republika Online

“Komitmen kami adalah mendorong agar Indonesia mampu bersaing di pasar kopi dunia, namun dengan tetap mengedepankan prinsip keberlanjutan dan konservasi hutan. Oleh karena itu, model pengembangan seperti yang dilakukan di Garut ini sangat patut dijadikan contoh,” ungkap Menteri Raja Juli.

Beliau juga menyampaikan harapannya agar generasi muda yang terlibat dalam kegiatan sekolah lapangan dapat menjadi pionir dalam pengembangan kopi berkualitas tinggi yang tidak hanya menjanjikan keuntungan ekonomi, tetapi juga membawa dampak positif bagi pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

Menurut data yang dihimpun, program perhutanan sosial yang dilaksanakan di Kabupaten Garut telah menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat tani serta mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan lindung. Dengan sistem agroforestri, masyarakat tidak hanya menanam kopi, tetapi juga mengelola tanaman sela dan pohon pelindung untuk menjaga ekosistem tetap seimbang.

Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan berkomitmen untuk terus mendampingi kelompok-kelompok tani hutan dalam mengembangkan usaha produktif yang berbasis potensi lokal, termasuk akses terhadap pembiayaan, pelatihan teknis, hingga pemasaran hasil panen.

Baca Juga : Trik Ajarkan Anak Menabung Sejak Dini Berikut Ini Dengan Tipsnya

Di akhir sambutannya, Menteri Raja Juli Antoni menegaskan kembali tekad pemerintah dalam mendorong kemajuan sektor kopi nasional. Ia menyatakan bahwa penguatan kapasitas masyarakat petani melalui pendekatan pendidikan dan pelatihan berbasis lapangan merupakan langkah strategis yang akan terus didorong di berbagai daerah.

“Kami bertekad untuk meningkatkan produktivitas kopi nasional. Sekolah lapangan seperti ini akan menjadi bagian penting dari upaya tersebut. Ini bukan hanya tentang meningkatkan hasil panen, tetapi juga membentuk karakter petani yang profesional dan berwawasan lingkungan,” tandasnya.

Dengan sinergi antara pemerintah, kelompok masyarakat, dan generasi muda, diharapkan pengelolaan hutan berbasis masyarakat dapat terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kelestarian alam serta peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts