Indonesia Mulai Gabung BRICS, Di Pusat Ekspor Bisnis Tanah Air sebagai salah satu mitra dagang potensial yang memiliki prospek cerah dalam pengembangan pasar ekspor.
Indonesia dinilai memiliki daya tarik kuat berkat statusnya sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara sekaligus anggota baru dalam kelompok ekonomi BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.
Direktur Jenderal Russian Export Center, Veronika Nikishina, menyampaikan dalam pernyataan tertulis pada Senin, 7 April 2025, bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat bagi pelaku usaha Rusia untuk memperluas jangkauan pasarnya ke Indonesia.
Indonesia Mulai Gabung BRICS Di Rusia
Ia menekankan bahwa segala perangkat dan fasilitas pendukung telah tersedia guna mengoptimalkan peluang perdagangan antara kedua negara.
“Indonesia merupakan salah satu pasar ekspor paling menjanjikan bagi Rusia. Inilah saat yang tepat untuk memanfaatkan peluang serta dukungan yang tersedia untuk menjalin kerja sama ekonomi dengan Indonesia,” ujar Veronika dalam pernyataannya.
Sebagai langkah konkret untuk memperkuat hubungan dagang bilateral, Russian Export Center berencana menyelenggarakan misi bisnis pertamanya di Jakarta. Kegiatan tersebut dijadwalkan berlangsung pada tanggal 14 hingga 15 April 2025 dan akan digelar di Hotel Raffles, Jakarta.
Misi ini akan melibatkan lebih dari 30 perusahaan asal Rusia dari berbagai sektor, seperti teknologi digital, produk makanan, serta industri lainnya yang dinilai memiliki potensi untuk memasuki pasar Indonesia.
Menurut Veronika, kehadiran delegasi bisnis Rusia di Indonesia akan membuka jalan bagi peningkatan kolaborasi antar pelaku usaha kedua negara. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan kerja sama strategis, pertukaran informasi pasar, serta penjajakan kemitraan dagang yang saling menguntungkan.
Indonesia sebagai Anggota BRICS
Perlu diketahui, keanggotaan Indonesia dalam BRICS telah diumumkan secara resmi oleh pemerintah Brasil pada Senin, 6 Januari 2025. Pengakuan tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam aliansi ekonomi strategis yang bertujuan menantang dominasi negara-negara Barat dalam tatanan ekonomi global.
Kelompok BRICS, yang didirikan pada tahun 2009 sebagai forum informal, dibentuk dengan tujuan memperkuat posisi negara-negara berkembang dalam percaturan ekonomi dunia. Keberadaan Indonesia dalam forum ini dinilai sebagai langkah penting dalam memperluas pengaruh diplomasi dan ekonomi Indonesia di kancah internasional.
Pandu Utama Manggala, diplomat Indonesia yang bertugas di Biro Dukungan Strategis Pimpinan, Sekretariat Menteri Luar Negeri, menegaskan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam BRICS membuka babak baru dalam sejarah diplomasi negara ini.
Ia menyampaikan bahwa keputusan strategis ini bukan hanya soal ekonomi, namun juga merupakan bagian dari upaya Indonesia dalam mendorong reformasi terhadap sistem tata kelola global yang selama ini dianggap belum sepenuhnya berpihak pada kepentingan negara-negara berkembang.
“Dengan bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS, kita menegaskan posisi sebagai bagian dari koalisi global yang berkomitmen untuk mendorong perubahan terhadap institusi internasional yang belum adil.
BRICS tidak hanya memperkuat kerja sama ekonomi, tetapi juga menyediakan ruang strategis untuk memajukan agenda reformasi global,” jelas Pandu melalui sebuah kolom opini di salah satu media nasional.
Peran Strategis Indonesia
Sebagai negara yang memiliki potensi sumber daya alam dan jumlah penduduk yang besar, Indonesia dinilai mampu memainkan peran sentral dalam BRICS. Dengan masuknya Indonesia ke dalam kelompok tersebut, terbuka peluang lebih besar untuk menjalin kemitraan dagang baru, meningkatkan arus investasi, serta memperluas akses pasar bagi produk dalam negeri.
Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS juga memberi sinyal positif kepada investor global tentang komitmen Indonesia dalam mendukung integrasi ekonomi global yang lebih inklusif dan adil. Dalam konteks ini, peluang kolaborasi antara Indonesia dan Rusia, terutama dalam bidang ekspor-impor, akan semakin terbuka luas.
Pemerintah Indonesia pun terus mendorong terciptanya hubungan dagang yang saling menguntungkan dengan negara-negara mitra, termasuk Rusia. Melalui pertemuan bisnis seperti yang akan digelar oleh Russian Export Center di Jakarta, diharapkan dapat terbangun kepercayaan dan komunikasi yang solid antara pelaku usaha kedua negara.
Harapan ke Depan
Melalui inisiatif yang diusung oleh Russian Export Center, terbuka peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas cakupan kerja sama ekonominya, khususnya dalam sektor-sektor strategis seperti digitalisasi, teknologi pangan, dan industri berbasis inovasi.
Kolaborasi ini tidak hanya akan mendukung pertumbuhan ekonomi domestik, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai aktor penting dalam arsitektur ekonomi global.
Ke depan, kerja sama semacam ini diharapkan dapat mendorong terjadinya transfer teknologi, peningkatan kapasitas produksi dalam negeri, dan penciptaan lapangan kerja.
Di sisi lain, Rusia akan mendapatkan mitra dagang yang solid di kawasan Asia Tenggara, serta memperluas penetrasi pasar produknya melalui kanal distribusi yang lebih luas di Indonesia.
Dengan demikian, hubungan bilateral Indonesia-Rusia dapat berkembang secara signifikan dalam kerangka saling menguntungkan dan berorientasi jangka panjang, seiring dengan dinamika geopolitik dan ekonomi global yang terus berubah.
Baca Juga : Perang Tarif Ancam Bisnis Asuransi Marne Cargo: Kebijakan Trump